Rabu, 11 November 2015

Makalah Manajemen Kepepimpinan



MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

1.    Pengertian Manajemen.
Manajemen adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.
2. Proses Manajemen.
a)      Perencanaan
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
b)      Pengorganisasian
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik    yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan organisasi.
c)      Pengarahan
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
d)     Pengendalian
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
3. Manajemen ada empat, yaitu :
a)        Manajemen Sumber Daya Manusia: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh SDM yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagiamana SDM yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
b)       Manajemen Operasional: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen,dengan teknik produksi yang seefesien mungkin,dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produksi akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.
c)        Manajemen Pemasaran: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen,dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
d)       Manajemen Keuangan: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh,dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.

4.    Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam proses tersebut seorang pimpinan membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, serta menggerakkan orang lain itu untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama.
Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:
1.      Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2.      Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
3.      Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
4.      Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5.      Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
5.        Latar Belakang  dan Sejarah Kepemimpinan
Kepemimpinan pada dasarnya suatu kepemimpinan muncul bersamaan dengan adanya peradaban manusia yaitu sejak zaman Nabi dan nenek moyang disini terjadi perkumpulan bersama yang kemudian bekerja sama untuk mempertahankan hidupnya dari kepunahan, sehingga perlu suatu kepemimpinan. Pada soal itu seorang yang dijadikan pemimpin adalah orang yang paling kuat, paling cerdas dan paling pemberani. Jadi kepemimpinan muncul karena adanya peradaban dan perkumpulan antara beberapa manusia.
6.        Pengertian Manajeman Kepemimpinan
Manajemen kepemimpinan adalah
7.         Fungsi Manajemen Kepemimpinan
a.         Perencanaan, menetapkan strategi, dan  mengembangkan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas.
b.          Penataan, menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
c.         Kepemimpinan, memotivasi, memimpin, dan  tindakan-tindakan lainnya yang melibatkan  interaksi dengan orang-orang lain.
d.        Pengendalian, menegawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala sesuatunya  terselesaikan sesuai rencana.
8.        Pengertian Actuating                                                 .
             Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika                            :
(1) Merasa yakin akan mampu mengerjakan                     ,
(2) Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya        
,
(3) Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih  penting,  atau mendesak                              
,
(4) Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
(5) Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

9.    Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen  akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
1.      Perbedaan Pemimpin dan Kepala
a.       Pemimpin: Ditunjuk; kepercayaan kelompok; pencetus ide; koordinator; bertanggungjawab kepada atasan dan kelompok; berasal dari kelompok; mempunyai kelebihan.
b.      Kepala: Diangkat; Kekuasaan atasan; penguasa; tanggungjawab kepada atasan; bisa bukan berasal dari kelompok; belum tentu punya kelebihan.
Tentang timbulnya seorang pemimpin oleh para ahli kepemimpinan telah dikemukakan beberapa teori yang berbea-beda. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Teori Genetis
Penganut teori ini mengatakan bahwa seseorang yang menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan.  Karena bakat kepemimpinan itu telah dibawa sejak ia lahir, maka dari ajaran teori ini jika orang tuanya pemimpin, maka anak turunannya juga berhak menjadi pemimpin, sebab didalam dirinya dianggap pewaris kemampuan memimpin. Teori ini biasanya dianut dijaman foedal dan raja-raja.
b.      Toeri Soasial
Inti ajaran teori sosial ini adalah”leadres are made aand not born “. Jadi merupakan kebalikan dari teori genetis. Yang berarti bahwa, bakat-bakat kepemimpinan seseorang itu timbul bukan karena keturunan (hehreditas) tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi masyarakat. Yang terutama pengaruh pendidikan dan pengalaman dalam masyarakat serta adanya kesempatan yang cukup untuk menjadi pemimpin.
c.       Teori Ekologis
Karena teori diatas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi yang kedua teori tersebut timbullah teori ketiga yang disebut teori ekologis. Yang pada hakekatnya berarti bahwa seseorang yang akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahir telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan yang mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimiliki sejak lahir.
Teori ini pada prinsipnya merupakan penggabungan segi-segi positif dari kedua teori yang telah dikemukakan kebenaran-kebenaran yang terdapat pada teori genetis dan teori sosial
d.      Teori Situasi
Menurut teori ini setiap orang bisa menjadi pemimpin, tetapi dalam situasi tertentu saja, karena ia mepunyai kelibihan-kelebihan yang diperlukan dalam situasi itu. Dalam situasi lain dimana kelebihan-kelebiahannya itu tidak diperlukan, ia tidak akan menjadi pemimpin, bahkan mungkin hanya menjadi pengikut saja.
Dengan demikian seorang pemimpin yang ingin meningkatkan kemampuan dan kecakapannya dalam memimpin, perlu mengetahui ruang lingkup gaya kepemimpinan yang efektif. Para ahli di bidang kepemimpinan telah meneliti dan mengembangkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan evolusi teori kepemimpinan. Untuk ruang lingkup gaya kepemimpinan terdapat tiga pendekatan utama yaitu: pendekatan sifat kepribadian pemimpin, pendekatan perilaku pemimpin, dan pendekatan situasional atau kontingensi.
3.      Tugas dan Peran Pemimpin
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan  (akuntabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

4.      Petunjuk/Pedoman Bagi Pemimpin

5.      Syarat Pemimpin

Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe .
Terry menyebutkan adanya 8 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki :                 :                                                                                                 
a. Kekuatan atau energi
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rohaniah     sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.                                           .                             
 b.Penguasaan emosional.                     .
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa.                                      
 .
3. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan                  .
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya.
4. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja                    
 .
5. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.                                         .
6. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
7. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.                                               .
8. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa Menjadi seorang pemimipin itu tidak mudah. Kalau untuk menjadi pemimpin yang asal-asalan memang tidak dituntut syarat tertentu/minimal. Seorang pemimpin semestinya memiliki bekal dan syrat–syarat tertentu, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Memiliki Kharisma                                     .
     Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Tidak semudah yang dibayangkan orang. Ia harus siap secara intelektual dan moral . Karena ia akan menjadi figur yang diharapkan banyak orang / bawahan. Perilakunya harus menjadi teladan / patut diteladani. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan diatas kemampuan rata-rata bawahannya. Singkatnya: seorang pemimipin harus mempunyai karisma  Karakteristik pemimpin yang punya karisma adalah:            :
1. Perilakunya terpuji                          
.
2. Jujur dan dapat dipercaya                            
.
3. Memegang komitmen                            
.
4. Konsisten dengan ucapan                      
.
5. Memiliki moral agama yang cukup  
                .
b. Memiliki Keberanian
                                .
Tidak lucu bila seorang pemimpin tidak memiliki keberanian.    Minimal keberanian berbicara, mengemukakan pendapat, beradu argumentasi dan berani membela kebenaran. Secara lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen berani membela yang benar, memegang tegug pada pendirian yang benar, tidak takut gagal, berani ambil resiko, dan berani bertanggungjawab.                                           
.

c. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain                
.
Salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan adalah kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang lain. Adapun cara-cara untuk mempengaruhi orang lain antara lain:                          
:
1. Membuat orang lain merasa penting                                       
.
2. Membantu kesulitan orang lain                                                
 .
3. Mengemukakan wawasan dengan cara pandang yang positif        
.
4. Tidak merendahkan orang lain                                          
.
5. Memiliki kelebihan atau keahlian                               .

d. Mampu Membuat Strategi
                            .
Seorang pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi. Maju-mundurnya perusahaan, gagal-berhasilnya suatu organisasi, banyak ditentukan oleh strategi yang dirancang oleh pimpinan perusahaan atau pimpinan organisasi. Adapun kriteria seorang pemimpin yang mampu menyusun strategi:                                                    
:
1. Menguasai medan                                 
.
2. Memiliki wawasan luas                                 
.
3. Berpikir cerdas                                 
.
4. Kreatif dan inovatif                            
.
5. Mampu melihat masalah secara komprehensif              .
6. Mampu menyusun skala prioritas                   .
7. Mampu memprediksi masa depan                    
.

e. Memiliki Moral yang Tinggi
                    
.
Banyak orang berpendapat bahwa moralitas merupakan ukuran berkualitas atau tidaknya hidup seseorang. Apalagi seorang pemimpin yang akan menjadi panutan. Seorang pemimpin adalah seorang panutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan. Tanda-tanda seorang pemimpin yang bermoral tinggi:                                                             
:
1. Tidak menyakiti orang lain                                   
.
2. Menghargai siapa saja                           
.
3. Bersikap santun                            .
3. Tidak suka konflik                            
.
4. Tidak gegabah                                     
.
5. Tidak mau memiliki yang bukan haknya                   
.
6. Perkataannya terkendali dan penuh perhitungan          
.
7. Perilakunya mampu dijadikan contoh                   
.

f. Mampu menjadi Mediator
                                   
.
Seorang pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir obyektif. Dua hal tersebut akan menunjang tugas pimpinan untuk menjadi seorang mediator. Syarat seorang mediator meliputi beberapa kriteria:
1. Berpikir positif                                   
.
2. Setiap ada masalah selalu berada di tengah                    
.
3. Memiliki kemampuan melobi                           
.
4. Mampu mendudukkan masalah secara proporsional              
.
5. Mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umum               

g. Mampu menjadi Motivator                                 
.
Hubungan seorang pemimpin dengan motivasi yaitu seorang pemimpin adalah sekaligus seorang motivator. Demikianlah memang seharusnya. Pimpinan adalah titik sentral dan titik awal sebuah langkah akan dimulai. Motivasi akan lahir jika pimpinan menyadari fungsinya sebagai motivator. Tanda-tanda seorang pemimpin menyadari fungsinya sebagai motivator:
1. Memiliki kepedulian kepada orang lain                       
.
2. Mampu menjadi pendengar yang baik                       
.
3. Mengajak kepada kebaikan                                     
.
4. Mampu meyakinkan orang lain                                         .
5. Berusaha mengerti keinginan orang lain                             
.


h. Memiliki Rasa Humor                                        
.
Akan lebih mudah seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya - jika didukang sifat humoris pimpinan - memiliki humor yang tinggi. Kata orang humor lebih penting dari kenaikan gaji. Termasuk kategori pemimpin yang memiliki rasa humor adalah sebagai berikut:                                                
:
1. Murah senyum                                
.
2. Mampu memecahkan kebekuan suasana               
.
3. Mampu menciptakan kalimat yang menyegarkan            
.
4. Kaya akan cerita dan kisah-kisah lucu                    
.
5. Mampu menempatkan humor pada situasi yang tepat.
6.      Tipe-Tipe Pemimpin
Berikut ini ada beberapa tipe pemimpin, yang bisa anda ketahui, antara lain yaitu :
1. Tipe Kharismatis.
Tipe ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Pemimpin ini dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman yang diperolehnya sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa.
2.      Tipe Paternalistik
   Tipe ini adalah tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut :
a.       Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
b.      Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective).
c.       Jarang memberikan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan sendiri.
d.      Tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk bernisiatif.
e.       Hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahannya atau pengikutnya untuk mengembangkan imajinasi, dan daya kreatifitas mereka sendiri.
f.       Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe Militeristis
Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer, tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. Tipe kepemimpinan militeristis berbeda dengan tipe kepemimpinan organisasi militer. Adapun sifat kepemimpinan yang militeristis antara lain adalah :
a.         Lebih banyak menggunakan system perintah/komando.
b.         Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
c.         Sangat menyenangi formalitas, tanda kebesaran dan lain-lain.
d.        Menuntut adanya disiplin keras dan kaku.
e.         Tidak menghendaki usul, saran, sugesti dan kritikan dari bawahan.
f.          Komunikasi hanya berlangsung satu arah.
4. Tipe Otokratis
Kepemimpinan Otokratis mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one man show. Dia berambisi sekali merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya.
5. Tipe Laissez Fair
Tipe kepemimpinan ini Sang Pemimpin praktis tidak memimpin; dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggungjawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan Pemimpin Simbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis.
6. Tipe Populis
Tipe ini adalah tipe kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat. Kepemimpinan ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Tipe ini sering dikaitkan dan bahkan disebut dengan modernitas tradisional.
7. Tipe Administratif atau Eksekutif
Tipe ini ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas adminisrasi secara efektif. Sedangkan pemimpinnya adalah terdiri dari tekhnokrat-tekhnokrat dan administrator-administrartur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan.
8. Tipe Demokratis
Tipe ini adalah tipe kepemimpinan yang berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggungjawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan tipe kepemimpinan ini bukan terletak pada individu pemimpinnya, tetapi pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
7.      Corak Pemimpin

8.      Hakekat Kepemimpinan
Para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin harus memahami Hakikat Kepemimpinan dalam pandangan yang mendalam sebagai berikut :
1.    Tanggung Jawab, bukan Keistimewaan
                          Ketika seorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin suatu Lembaga atau Institusi, maka ia sebenarnya mengemban tanggung jawab yang besar sebagai seorang pemimpin yang harus mampu mempertanggung jawabkannya. Bukan hanya dihadapan manusia, tapi juga dihadapan Alloh. Oleh karena itu, jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu keistimewaan, sehingga seorang pemimpin atau pejabat tidak boleh merasa menjadi manusia yang istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia sangat marah bila orang lain  tidak mengistimewakan dirinya.

2.    Pengorbanan, Bukan Fasilitas
  Menjadi Pemimpin atau Pejabat bukanlah untuk menikmati kemewahan atau kesenangan hidup dengan berbagai fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi justru ia harus mau berkorban dan menunjukkan pengorbanan, apalagi ketika masyarakat yang dipimpinnya berada dalam kondisi sulit dan sangat sulit. Karena itu menjadi terasa aneh bila dalam Anggaran Belanja Negara atau Propinsi  dan tingkatan yang dibawahnyna terdapat anggaran dalam puluhan bahkan ratusan juta untuk membeli pakaian bagi para pejabat, padahal ia sudah mampu membeli pakaian dengan harga yang mahal sekalipun dengan uangnya sendiri sebelum ia menjadi pemimpin atau pejabat.
3.    Kerja Keras, bukan Santai
  Para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk menghadapi dan mengatasi berbagai persoalan yang menghantui masyarakat yang dipimpinnya untuk selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa menjalani kehidupan yang baik dan benar serta mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Untuk itu, para pemimpin dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan optimis.
4.    Melayani, bukan Sewenang-wenang
       Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya, karena itu menjadi pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa melayani masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari pemimpin sebelumnya. Oleh karena itu, setiap pemimpin harus mempunyai visi-misi pelayanan terhadap orang-orang yang dipimpinnya guna meningkatkan kesejahteraan hidup, ini berarti tiidak ada keinginan sedikitpun untuk membohongi rakyatnya, apalagi menjual rakyat, berbicara atas nama rakyat, atau kepenntingan rakyat, padahal sebenarnya untuk kepentingan diri, keluarga, atau golongannya. Bila pemimpin seperti ini terdapat dalm kehidupan kita, maka ini adalah penghianat yang paling besar.
9.      Teori Kepemimpinan
Berikut dibawah ini merupakan Teori-Teori dalam Kepemimpinan:
1.    Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau cirri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut, timbul anggapab bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat diitentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseoranga dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri didalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
a.       Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatism, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
b.       Sifat Inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi,naluri lerevensi, keteladanan,ketegasan,keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integrative;
c.       Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, ketrampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun Teori Sifat memiliki barbagai kelemahan ( antara lain: terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah uno,, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung di dalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, cirri atau perangai pemimpin justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2.    Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu  kelompok kea rah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a.    Konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderunbg mementingkan bawahan memiliki cirri ramah-tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkkan, menerima usul, dan memikirkan kesejahteraan bawahan, serta memperlakukannya setingkat dirinya. Disamping itu terdapat pela kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
b.    Berorientasi keppada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua, yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi, yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.
3.    Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh cirri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan factor waktu dan ruang. Factor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:
a.       Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
b.      Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
c.       Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
d.      Norma yang dianut kelompok;
e.       Rentang kendali;
f.       Ancaman dari luar organisasi;
g.      ingkat stress;
h.      Iklim yang terdapat pada organisasi
i.        Efektifitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinan agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan siri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:
a.      Model Continuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihaddapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, cirri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas. Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Cirri kepemimpinan yang menonjol disini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.


b.       Model “Interaksi Atasan-Bawahan” .
Menurut model ini, efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interakksi  yang terjadi antara  pemimpin dan bawahannya dan sejauh mana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seseorang akan menjadi Pemimpin yang efektif apabila:
·         Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik.
·          Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang  tinggi.
·         Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c.       Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan.
d.      Model “Jalan-Tujuan”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu mneunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan factor motivasional bagi bawahannya.
e.       Model “Pemimpin-Peran sera Bawahan”
Perhatian utama model ini adalah prilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputuusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.
Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukkan bentuk dan tingkat pperan serta bawahan dalam mengambil keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi  dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.

10.  Sifat –sifat Kepemimpinan
1) Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability)  atau pelaksana fungsi-fungsi dasar manajemen                    .
2) Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung    jawab dan keinginan sukses                         .
3) Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya pikir.
4) Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat                 
.
5) Kepercayaan diri, atau pandangan pada diri sehingga mampu menghadapi  masalah.
6) Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menentukan cara-cara baru atau inovasi.
7) Kejujuran                                       .
Pemimpin yang baik harus mempunyai kejujuran yang tinggi baik kepada diri sendiri maupun kepada bawahan                             
.
8) Obyektif                                   
.
Pemimpin harus obyektif, mencari bukti-bukti yang nyata dan sebab musabab dari suatu kejadian dan memberikan alasan yang rasional atas penolakannya.
10) Keterampilan berkomunikasi                      
 .
Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap maksud orang lain, mahir mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang berbeda-beda untuk mencapai krukunan dan keseimbangan                   
.
11) Ketegasan
Seorang pemimpin haruslah bersikap tegas dalam mengambil keputusan
Pemimpin yang berhasil pasti dapat mengambil keputusan secara cepat, tegas dan tepat sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya                     
.










Daftar Pustaka

cius-enelan . 2013. syarat-menjadi-seorang-pemimpin . (online). Tersedia pada http://cius-  enelan.blogspot.com/2013/03/syarat-menjadi-seorang-pemimpin.html. diakses pada tanggal 25 Februari 1015.
Saripedia . 2011. Hubungan-Organisasi-Manajemen-dan-Kepemimpinan . (online). Tersedia pada https:// Saripedia .wordpress.com/2011/02//14/ Hubungan Organisasi, Manajemen dan Kepemimpinan.html. diakses pada tanggal 25 Februari 1015.