MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN
1.
Pengertian
Manajemen.
Manajemen adalah suatu proses dalam
rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber
daya organisasi lainnya.
2. Proses Manajemen.
a) Perencanaan
Proses yang menyangkut upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.
b) Pengorganisasian
Proses yang menyangkut bagaimana
strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif,dan dapat
memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efesien guna pencapaian tujuan organisasi.
c) Pengarahan
Proses
implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi
serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung
jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
d) Pengendalian
Proses
yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan
target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan
dunia bisnis yang dihadapi.
3. Manajemen ada empat, yaitu :
a)
Manajemen
Sumber Daya Manusia:
Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh SDM yang terbaik bagi
bisnis yang kita jalankan dan bagiamana SDM yang terbaik tersebut dapat
dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa
konstan ataupun bertambah.
b)
Manajemen
Operasional:
Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen,dengan teknik
produksi yang seefesien mungkin,dari mulai pilihan lokasi produksi hingga
produksi akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.
c)
Manajemen
Pemasaran: Kegiatan
manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk
mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen,dana bagaimana
cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
d)
Manajemen
Keuangan: Kegiatan
manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan
bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis
yaitu diukur berdasarkan profit.Tugas manajemen keuangan diantaranya
merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh,dan dengan cara bagaimana
modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang
dijalankan.
4.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan
berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai
subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian
mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun
mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun
spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga
menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan
di dalam menjalankan ke-pemimpinannya. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan
oleh seorang pemimpin
Kepemimpinan adalah proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam
proses tersebut seorang pimpinan membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi
perasaan dan perilaku orang lain, serta menggerakkan orang lain itu untuk
bekerja menuju sasaran yang diingini bersama.
Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad
18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:
1.
Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum,
Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2.
Kepemimpinan
adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
3.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
4.
Kepemimpinan
adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang
mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5.
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama
dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs
& Jacques, 1990, 281).
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi
bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu
maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke
orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau
organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti
kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
5.
Latar Belakang
dan Sejarah Kepemimpinan
Kepemimpinan
pada dasarnya suatu kepemimpinan muncul bersamaan dengan adanya peradaban
manusia yaitu sejak zaman Nabi dan nenek moyang disini terjadi perkumpulan
bersama yang kemudian bekerja sama untuk mempertahankan hidupnya dari
kepunahan, sehingga perlu suatu kepemimpinan. Pada soal itu seorang yang
dijadikan pemimpin adalah orang yang paling kuat, paling cerdas dan paling
pemberani. Jadi kepemimpinan muncul karena adanya peradaban dan perkumpulan
antara beberapa manusia.
6.
Pengertian Manajeman Kepemimpinan
Manajemen kepemimpinan adalah
7.
Fungsi Manajemen Kepemimpinan
a.
Perencanaan,
menetapkan strategi, dan mengembangkan
rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas.
b.
Penataan, menentukan apa yang harus diselesaikan,
bagaimana caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
c.
Kepemimpinan,
memotivasi, memimpin, dan tindakan-tindakan lainnya yang melibatkan interaksi dengan orang-orang lain.
d.
Pengendalian,
menegawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala sesuatunya terselesaikan sesuai rencana.
8.
Pengertian Actuating .
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan
fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan
pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses
manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan
yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dari
pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan
dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting
untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang
karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
(1) Merasa yakin akan mampu mengerjakan ,
(2) Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya ,
(3) Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak ,
(4) Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
(5) Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
(1) Merasa yakin akan mampu mengerjakan ,
(2) Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya ,
(3) Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak ,
(4) Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
(5) Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
9.
Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah inti dari
manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada
pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang
pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama.
1.
Perbedaan Pemimpin dan Kepala
a. Pemimpin: Ditunjuk; kepercayaan
kelompok; pencetus ide; koordinator; bertanggungjawab kepada atasan dan
kelompok; berasal dari kelompok; mempunyai kelebihan.
b. Kepala: Diangkat; Kekuasaan atasan;
penguasa; tanggungjawab kepada atasan; bisa bukan berasal dari kelompok; belum
tentu punya kelebihan.
Tentang timbulnya seorang pemimpin oleh para ahli kepemimpinan telah
dikemukakan beberapa teori yang berbea-beda. Diantaranya adalah sebagai berikut
:
a.
Teori Genetis
Penganut teori ini mengatakan bahwa seseorang
yang menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat
kepemimpinan. Karena bakat kepemimpinan
itu telah dibawa sejak ia lahir, maka dari ajaran teori ini jika orang tuanya
pemimpin, maka anak turunannya juga berhak menjadi pemimpin, sebab didalam
dirinya dianggap pewaris kemampuan memimpin. Teori ini biasanya dianut dijaman
foedal dan raja-raja.
b.
Toeri Soasial
Inti ajaran teori sosial ini adalah”leadres are made aand not born “. Jadi
merupakan kebalikan dari teori genetis. Yang berarti bahwa, bakat-bakat
kepemimpinan seseorang itu timbul bukan karena keturunan (hehreditas) tetapi
karena pengaruh situasi dan kondisi masyarakat. Yang terutama pengaruh
pendidikan dan pengalaman dalam masyarakat serta adanya kesempatan yang cukup
untuk menjadi pemimpin.
c.
Teori Ekologis
Karena teori diatas tidak seluruhnya
mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi yang kedua teori tersebut timbullah
teori ketiga yang disebut teori ekologis. Yang pada hakekatnya berarti bahwa
seseorang yang akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu
lahir telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan yang mana kemudian dikembangkan
melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman memungkinkannya untuk
mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimiliki sejak lahir.
Teori ini pada prinsipnya merupakan
penggabungan segi-segi positif dari kedua teori yang telah dikemukakan
kebenaran-kebenaran yang terdapat pada teori genetis dan teori sosial
d.
Teori
Situasi
Menurut
teori ini setiap orang bisa menjadi pemimpin, tetapi dalam situasi tertentu
saja, karena ia mepunyai kelibihan-kelebihan yang diperlukan dalam situasi itu.
Dalam situasi lain dimana kelebihan-kelebiahannya itu tidak diperlukan, ia tidak
akan menjadi pemimpin, bahkan mungkin hanya menjadi pengikut saja.
Dengan demikian seorang pemimpin yang ingin meningkatkan kemampuan dan kecakapannya dalam memimpin, perlu mengetahui ruang lingkup gaya kepemimpinan yang efektif. Para ahli di bidang kepemimpinan telah meneliti dan mengembangkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan evolusi teori kepemimpinan. Untuk ruang lingkup gaya kepemimpinan terdapat tiga pendekatan utama yaitu: pendekatan sifat kepribadian pemimpin, pendekatan perilaku pemimpin, dan pendekatan situasional atau kontingensi.
Dengan demikian seorang pemimpin yang ingin meningkatkan kemampuan dan kecakapannya dalam memimpin, perlu mengetahui ruang lingkup gaya kepemimpinan yang efektif. Para ahli di bidang kepemimpinan telah meneliti dan mengembangkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan evolusi teori kepemimpinan. Untuk ruang lingkup gaya kepemimpinan terdapat tiga pendekatan utama yaitu: pendekatan sifat kepribadian pemimpin, pendekatan perilaku pemimpin, dan pendekatan situasional atau kontingensi.
3.
Tugas dan Peran Pemimpin
1. Pemimpin
bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain,
salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam
organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin
adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan
tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin
bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin
menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan
pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian
pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah
secara efektif.
4. Pemimpin
harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan
konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin
harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya
dengan pekerjaan lain.
5. Manajer
adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena
itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin
adalah politisi dan diplomat
Seorang
pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat,
seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat
keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus
dapat memecahkan masalah.
4. Petunjuk/Pedoman Bagi Pemimpin
5. Syarat Pemimpin
Karena seorang pemimpin bertugas
menggerakan orang-orang yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus
memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya
sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut
bidang kegiatan, jenis atau tipe .
Terry menyebutkan
adanya 8 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu
memiliki : :
a. Kekuatan atau energi
a. Kekuatan atau energi
Seorang
pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rohaniah sehingga
mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. .
b.Penguasaan emosional. .
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa. .
3. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan .
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya.
4. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja .
5. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan. .
6. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
7. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan. .
8. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa. .
3. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan .
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya.
4. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja .
5. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan. .
6. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
7. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan. .
8. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.
Jadi,dapat
disimpulkan bahwa Menjadi seorang
pemimipin itu tidak mudah. Kalau untuk menjadi pemimpin yang asal-asalan memang
tidak dituntut syarat tertentu/minimal. Seorang pemimpin semestinya memiliki
bekal dan syrat–syarat tertentu, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Memiliki Kharisma .
Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Tidak
semudah yang dibayangkan orang. Ia harus siap secara intelektual dan moral .
Karena ia akan menjadi figur yang diharapkan banyak orang / bawahan.
Perilakunya harus menjadi teladan / patut diteladani. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang mempunyai kemampuan diatas kemampuan rata-rata bawahannya. Singkatnya:
seorang pemimipin harus mempunyai karisma Karakteristik pemimpin yang punya karisma
adalah: :
1. Perilakunya terpuji .
2. Jujur dan dapat dipercaya .
3. Memegang komitmen .
4. Konsisten dengan ucapan .
5. Memiliki moral agama yang cukup
1. Perilakunya terpuji .
2. Jujur dan dapat dipercaya .
3. Memegang komitmen .
4. Konsisten dengan ucapan .
5. Memiliki moral agama yang cukup
.
b. Memiliki Keberanian .
Tidak lucu bila seorang pemimpin tidak memiliki keberanian. Minimal keberanian berbicara, mengemukakan pendapat, beradu argumentasi dan berani membela kebenaran. Secara lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen berani membela yang benar, memegang tegug pada pendirian yang benar, tidak takut gagal, berani ambil resiko, dan berani bertanggungjawab. .
c. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain .
Salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan adalah kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang lain. Adapun cara-cara untuk mempengaruhi orang lain antara lain: :
1. Membuat orang lain merasa penting .
2. Membantu kesulitan orang lain .
3. Mengemukakan wawasan dengan cara pandang yang positif .
4. Tidak merendahkan orang lain .
5. Memiliki kelebihan atau keahlian .
d. Mampu Membuat Strategi .
Seorang pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi. Maju-mundurnya perusahaan, gagal-berhasilnya suatu organisasi, banyak ditentukan oleh strategi yang dirancang oleh pimpinan perusahaan atau pimpinan organisasi. Adapun kriteria seorang pemimpin yang mampu menyusun strategi: :
1. Menguasai medan .
2. Memiliki wawasan luas .
3. Berpikir cerdas .
4. Kreatif dan inovatif .
5. Mampu melihat masalah secara komprehensif .
6. Mampu menyusun skala prioritas .
7. Mampu memprediksi masa depan .
e. Memiliki Moral yang Tinggi .
Banyak orang berpendapat bahwa moralitas merupakan ukuran berkualitas atau tidaknya hidup seseorang. Apalagi seorang pemimpin yang akan menjadi panutan. Seorang pemimpin adalah seorang panutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan. Tanda-tanda seorang pemimpin yang bermoral tinggi: :
1. Tidak menyakiti orang lain .
2. Menghargai siapa saja .
3. Bersikap santun .
3. Tidak suka konflik .
4. Tidak gegabah .
5. Tidak mau memiliki yang bukan haknya .
6. Perkataannya terkendali dan penuh perhitungan .
7. Perilakunya mampu dijadikan contoh .
f. Mampu menjadi Mediator .
Seorang pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir obyektif. Dua hal tersebut akan menunjang tugas pimpinan untuk menjadi seorang mediator. Syarat seorang mediator meliputi beberapa kriteria:
1. Berpikir positif .
2. Setiap ada masalah selalu berada di tengah .
3. Memiliki kemampuan melobi .
4. Mampu mendudukkan masalah secara proporsional .
5. Mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umum
g. Mampu menjadi Motivator .
Hubungan seorang pemimpin dengan motivasi yaitu seorang pemimpin adalah sekaligus seorang motivator. Demikianlah memang seharusnya. Pimpinan adalah titik sentral dan titik awal sebuah langkah akan dimulai. Motivasi akan lahir jika pimpinan menyadari fungsinya sebagai motivator. Tanda-tanda seorang pemimpin menyadari fungsinya sebagai motivator:
1. Memiliki kepedulian kepada orang lain .
2. Mampu menjadi pendengar yang baik .
3. Mengajak kepada kebaikan .
4. Mampu meyakinkan orang lain .
5. Berusaha mengerti keinginan orang lain .
b. Memiliki Keberanian .
Tidak lucu bila seorang pemimpin tidak memiliki keberanian. Minimal keberanian berbicara, mengemukakan pendapat, beradu argumentasi dan berani membela kebenaran. Secara lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen berani membela yang benar, memegang tegug pada pendirian yang benar, tidak takut gagal, berani ambil resiko, dan berani bertanggungjawab. .
c. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain .
Salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan adalah kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang lain. Adapun cara-cara untuk mempengaruhi orang lain antara lain: :
1. Membuat orang lain merasa penting .
2. Membantu kesulitan orang lain .
3. Mengemukakan wawasan dengan cara pandang yang positif .
4. Tidak merendahkan orang lain .
5. Memiliki kelebihan atau keahlian .
d. Mampu Membuat Strategi .
Seorang pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi. Maju-mundurnya perusahaan, gagal-berhasilnya suatu organisasi, banyak ditentukan oleh strategi yang dirancang oleh pimpinan perusahaan atau pimpinan organisasi. Adapun kriteria seorang pemimpin yang mampu menyusun strategi: :
1. Menguasai medan .
2. Memiliki wawasan luas .
3. Berpikir cerdas .
4. Kreatif dan inovatif .
5. Mampu melihat masalah secara komprehensif .
6. Mampu menyusun skala prioritas .
7. Mampu memprediksi masa depan .
e. Memiliki Moral yang Tinggi .
Banyak orang berpendapat bahwa moralitas merupakan ukuran berkualitas atau tidaknya hidup seseorang. Apalagi seorang pemimpin yang akan menjadi panutan. Seorang pemimpin adalah seorang panutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan. Tanda-tanda seorang pemimpin yang bermoral tinggi: :
1. Tidak menyakiti orang lain .
2. Menghargai siapa saja .
3. Bersikap santun .
3. Tidak suka konflik .
4. Tidak gegabah .
5. Tidak mau memiliki yang bukan haknya .
6. Perkataannya terkendali dan penuh perhitungan .
7. Perilakunya mampu dijadikan contoh .
f. Mampu menjadi Mediator .
Seorang pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir obyektif. Dua hal tersebut akan menunjang tugas pimpinan untuk menjadi seorang mediator. Syarat seorang mediator meliputi beberapa kriteria:
1. Berpikir positif .
2. Setiap ada masalah selalu berada di tengah .
3. Memiliki kemampuan melobi .
4. Mampu mendudukkan masalah secara proporsional .
5. Mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umum
g. Mampu menjadi Motivator .
Hubungan seorang pemimpin dengan motivasi yaitu seorang pemimpin adalah sekaligus seorang motivator. Demikianlah memang seharusnya. Pimpinan adalah titik sentral dan titik awal sebuah langkah akan dimulai. Motivasi akan lahir jika pimpinan menyadari fungsinya sebagai motivator. Tanda-tanda seorang pemimpin menyadari fungsinya sebagai motivator:
1. Memiliki kepedulian kepada orang lain .
2. Mampu menjadi pendengar yang baik .
3. Mengajak kepada kebaikan .
4. Mampu meyakinkan orang lain .
5. Berusaha mengerti keinginan orang lain .
h. Memiliki Rasa Humor .
Akan lebih mudah seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya - jika didukang sifat humoris pimpinan - memiliki humor yang tinggi. Kata orang humor lebih penting dari kenaikan gaji. Termasuk kategori pemimpin yang memiliki rasa humor adalah sebagai berikut: :
1. Murah senyum .
2. Mampu memecahkan kebekuan suasana .
3. Mampu menciptakan kalimat yang menyegarkan .
4. Kaya akan cerita dan kisah-kisah lucu .
5. Mampu menempatkan humor pada situasi yang tepat.
6.
Tipe-Tipe
Pemimpin
Berikut
ini ada beberapa tipe pemimpin, yang
bisa anda ketahui, antara lain yaitu :
1. Tipe Kharismatis.
Tipe ini memiliki kekuatan energi,
daya tarik dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga
ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang
bisa dipercaya. Pemimpin ini dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural
power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman yang diperolehnya sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Kuasa.
2.
Tipe
Paternalistik
Tipe ini adalah tipe kepemimpinan
yang kebapakan, dengan sifat-sifat
antara lain sebagai berikut :
a. Dia menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
b. Dia bersikap terlalu melindungi
(overly protective).
c. Jarang memberikan kepada bawahannya
untuk mengambil keputusan sendiri.
d. Tidak pernah memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk bernisiatif.
e. Hampir tidak pernah memberikan
kesempatan kepada bawahannya atau pengikutnya untuk mengembangkan imajinasi,
dan daya kreatifitas mereka sendiri.
f. Selalu bersikap maha tahu dan maha
benar.
3. Tipe Militeristis
Tipe ini sifatnya sok
kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer, tetapi
jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan
otoriter. Tipe kepemimpinan militeristis berbeda dengan tipe kepemimpinan
organisasi militer. Adapun sifat kepemimpinan yang militeristis antara lain
adalah :
a.
Lebih
banyak menggunakan system perintah/komando.
b.
Menghendaki
kepatuhan mutlak dari bawahan.
c.
Sangat
menyenangi formalitas, tanda kebesaran dan lain-lain.
d.
Menuntut
adanya disiplin keras dan kaku.
e.
Tidak
menghendaki usul, saran, sugesti dan kritikan dari bawahan.
f.
Komunikasi
hanya berlangsung satu arah.
4. Tipe Otokratis
Kepemimpinan Otokratis mendasarkan
diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu
mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one man show. Dia berambisi sekali
merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi
dengan bawahannya.
5. Tipe Laissez Fair
Tipe kepemimpinan ini Sang Pemimpin
praktis tidak memimpin; dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat
semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggungjawab harus dilakukan oleh bawahan
sendiri. Dia merupakan Pemimpin Simbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan
teknis.
6. Tipe Populis
Tipe ini adalah tipe kepemimpinan
yang dapat membangunkan solidaritas rakyat. Kepemimpinan ini berpegang teguh
pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Tipe ini sering dikaitkan dan
bahkan disebut dengan modernitas tradisional.
7. Tipe Administratif atau Eksekutif
Tipe ini ialah kepemimpinan yang
mampu menyelenggarakan tugas-tugas adminisrasi secara efektif. Sedangkan
pemimpinnya adalah terdiri dari tekhnokrat-tekhnokrat dan
administrator-administrartur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan.
8. Tipe Demokratis
Tipe ini adalah tipe kepemimpinan
yang berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada
para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan
penekanan pada rasa tanggungjawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama
yang baik. Kekuatan tipe kepemimpinan ini bukan terletak pada individu
pemimpinnya, tetapi pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
7.
Corak Pemimpin
8. Hakekat Kepemimpinan
Para
pemimpin dan orang-orang yang dipimpin harus memahami Hakikat Kepemimpinan
dalam pandangan yang mendalam sebagai berikut :
1.
Tanggung Jawab, bukan Keistimewaan
Ketika seorang diangkat atau ditunjuk untuk
memimpin suatu Lembaga atau Institusi, maka ia sebenarnya mengemban tanggung
jawab yang besar sebagai seorang pemimpin yang harus mampu mempertanggung
jawabkannya. Bukan hanya dihadapan manusia, tapi juga dihadapan Alloh. Oleh
karena itu, jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu
keistimewaan, sehingga seorang pemimpin atau pejabat tidak boleh merasa menjadi
manusia yang istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia sangat
marah bila orang lain tidak
mengistimewakan dirinya.
2.
Pengorbanan, Bukan Fasilitas
Menjadi Pemimpin
atau Pejabat bukanlah untuk menikmati kemewahan atau kesenangan hidup dengan
berbagai fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi justru ia harus mau
berkorban dan menunjukkan pengorbanan, apalagi ketika masyarakat yang
dipimpinnya berada dalam kondisi sulit dan sangat sulit. Karena itu menjadi
terasa aneh bila dalam Anggaran Belanja Negara atau Propinsi dan tingkatan yang dibawahnyna terdapat
anggaran dalam puluhan bahkan ratusan juta untuk membeli pakaian bagi para
pejabat, padahal ia sudah mampu membeli pakaian dengan harga yang mahal
sekalipun dengan uangnya sendiri sebelum ia menjadi pemimpin atau pejabat.
3.
Kerja Keras, bukan Santai
Para pemimpin
mendapat tanggung jawab yang besar untuk menghadapi dan mengatasi berbagai
persoalan yang menghantui masyarakat yang dipimpinnya untuk selanjutnya
mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa menjalani kehidupan yang baik dan
benar serta mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Untuk itu, para pemimpin
dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan optimis.
4.
Melayani, bukan Sewenang-wenang
Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang
dipimpinnya, karena itu menjadi pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan
kewenangan yang besar untuk bisa melayani masyarakat dengan pelayanan yang
lebih baik dari pemimpin sebelumnya. Oleh karena itu, setiap pemimpin harus mempunyai
visi-misi pelayanan terhadap orang-orang yang dipimpinnya guna meningkatkan
kesejahteraan hidup, ini berarti tiidak ada keinginan sedikitpun untuk
membohongi rakyatnya, apalagi menjual rakyat, berbicara atas nama rakyat, atau
kepenntingan rakyat, padahal sebenarnya untuk kepentingan diri, keluarga, atau
golongannya. Bila pemimpin seperti ini terdapat dalm kehidupan kita, maka ini
adalah penghianat yang paling besar.
9. Teori Kepemimpinan
Berikut dibawah ini merupakan
Teori-Teori dalam Kepemimpinan:
1.
Teori Sifat
Teori ini
bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh sifat-sifat, perangai atau cirri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas
dasar pemikiran tersebut, timbul anggapab bahwa untuk menjadi seorang pemimpin
yang berhasil, sangat diitentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseoranga dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri didalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki
pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
a.
Pengetahuan
umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatism,
fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
b.
Sifat Inkuisitif, rasa tepat waktu,
rasa kohesi yang tinggi,naluri lerevensi, keteladanan,ketegasan,keberanian,
sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas
integrative;
c.
Kemampuan
untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas,
membedakan yang urgen dan yang penting, ketrampilan mendidik, dan berkomunikasi
secara efektif.
Walaupun Teori Sifat memiliki
barbagai kelemahan ( antara lain: terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada
relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan)
dan dianggap sebagai teori yang sudah uno,, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung di dalamnya mengenai berbagai
rumusan sifat, cirri atau perangai pemimpin justru sangat diperlukan oleh
kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2.
Teori Perilaku
Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu
kelompok kea rah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai
deskripsi perilaku:
a.
Konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku
seorang pemimpin yang cenderunbg mementingkan bawahan memiliki cirri
ramah-tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkkan, menerima
usul, dan memikirkan kesejahteraan bawahan, serta memperlakukannya setingkat
dirinya. Disamping itu terdapat pela kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
b.
Berorientasi keppada bawahan dan produksi
Perilaku
pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan
penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin
menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua, yaitu berorientasi
kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan,
perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi, yaitu perhatiannya
terhadap hasil/tugas terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku
pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya
kepemimpinan.
3.
Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin
menurut teori situasional ditentukan oleh cirri kepemimpinan dengan perilaku
tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi
organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan factor waktu dan ruang.
Factor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut
Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:
a. Jenis pekerjaan dan kompleksitas
tugas;
b. Bentuk dan sifat teknologi yang
digunakan;
c. Persepsi, sikap dan gaya
kepemimpinan;
d. Norma yang dianut kelompok;
e. Rentang kendali;
f. Ancaman dari luar organisasi;
g. ingkat stress;
h. Iklim yang terdapat pada organisasi
i.
Efektifitas
kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang
dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinan agar cocok dengan dan mampu
memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud
adalah kemampuan menentukan siri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena
tuntutan situasi tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut
berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:
a.
Model Continuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan
tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihaddapi, juga
berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan.
Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan
mengambil keputusan sendiri, cirri kepemimpinan yang menonjol ketegasan
disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas. Sedangkan pemimpin
bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Cirri
kepemimpinan yang menonjol disini adalah menjadi pendengar yang baik disertai
perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.
b.
Model “Interaksi Atasan-Bawahan” .
Menurut
model ini, efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interakksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauh mana
interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seseorang
akan menjadi Pemimpin yang efektif apabila:
·
Hubungan
atasan dan bawahan dikategorikan baik.
·
Tugas yang harus dikerjakan bawahan
disusun pada tingkat struktur yang
tinggi.
·
Posisi
kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c.
Model Situasional
Model ini menekankan bahwa
efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan
yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa
bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku
pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan
atasan-bawahan.
d.
Model “Jalan-Tujuan”
Seorang
pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu mneunjukkan
jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal
tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin
kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan
hal tersebut harus merupakan factor motivasional bagi bawahannya.
e.
Model “Pemimpin-Peran sera Bawahan”
Perhatian utama model ini adalah
prilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputuusan. Perilaku
pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh
bawahannya.
Salah satu syarat penting untuk
paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh
bawahan dalam menentukkan bentuk dan tingkat pperan serta bawahan dalam
mengambil keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut
“didiktekan” oleh situasi yang dihadapi
dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.
10. Sifat –sifat Kepemimpinan
1) Kemampuan dalam kedudukannya sebagai
pengawas (supervisory ability) atau
pelaksana fungsi-fungsi dasar manajemen .
2) Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses .
3) Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya pikir.
4) Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat .
5) Kepercayaan diri, atau pandangan pada diri sehingga mampu menghadapi masalah.
6) Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menentukan cara-cara baru atau inovasi.
7) Kejujuran .
Pemimpin yang baik harus mempunyai kejujuran yang tinggi baik kepada diri sendiri maupun kepada bawahan .
8) Obyektif .
Pemimpin harus obyektif, mencari bukti-bukti yang nyata dan sebab musabab dari suatu kejadian dan memberikan alasan yang rasional atas penolakannya.
10) Keterampilan berkomunikasi .
Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap maksud orang lain, mahir mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang berbeda-beda untuk mencapai krukunan dan keseimbangan .
11) Ketegasan
2) Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses .
3) Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya pikir.
4) Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat .
5) Kepercayaan diri, atau pandangan pada diri sehingga mampu menghadapi masalah.
6) Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menentukan cara-cara baru atau inovasi.
7) Kejujuran .
Pemimpin yang baik harus mempunyai kejujuran yang tinggi baik kepada diri sendiri maupun kepada bawahan .
8) Obyektif .
Pemimpin harus obyektif, mencari bukti-bukti yang nyata dan sebab musabab dari suatu kejadian dan memberikan alasan yang rasional atas penolakannya.
10) Keterampilan berkomunikasi .
Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap maksud orang lain, mahir mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang berbeda-beda untuk mencapai krukunan dan keseimbangan .
11) Ketegasan
Seorang pemimpin haruslah bersikap tegas dalam
mengambil keputusan
Pemimpin yang berhasil pasti dapat mengambil keputusan secara cepat, tegas dan tepat sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya .
Pemimpin yang berhasil pasti dapat mengambil keputusan secara cepat, tegas dan tepat sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya .
Daftar Pustaka
cius-enelan
. 2013. syarat-menjadi-seorang-pemimpin . (online). Tersedia pada http://cius-
enelan.blogspot.com/2013/03/syarat-menjadi-seorang-pemimpin.html.
diakses pada tanggal 25 Februari 1015.
Saripedia . 2011. Hubungan-Organisasi-Manajemen-dan-Kepemimpinan . (online). Tersedia pada https:// Saripedia .wordpress.com/2011/02//14/ Hubungan
Organisasi, Manajemen dan Kepemimpinan.html. diakses pada tanggal 25 Februari 1015.